Satu hal…

…yang tidak boleh dilakukan ketika VMJ menyerang adalah “MENDENGARKAN LAGU CINTA”.

Dan kalau pantangan itu dilanggar, sungguh, tamatlah riwayatmu.

***

Menikmati hari-hariku dengan pasti adalah suatu kenikmatan tersendiri.

Berada di zona nyaman kebahagiaan merupakan sumber energi utama pembangkit semangatku di setiap pagi.

Jadi saat dia datang mencoba menembus lapisan terdalam zona kebahagiaanku, aku sungguh merasa terganggu.

Kehadirannya, menyita perhatianku, merusak konsentrasiku, menghabiskan waktuku. Memusingkanku.

Dialah VMJ si pengganggu, si Virus Merah Jambu.

OK, memang, kuakui, dia ada dengan membawa kebahagian yang berjuta lipatnya melebihi kebahagiaanku yang telah ada.

Namun, bersamanya pula, ada sekelebat ketidakpastian yang selama ini tak pernah ada.

Bersamanya, ada kepedihan dan rona masam yang mengancam.

Dan aku belum siap menghadapinya, lagi, saat ini.

Aku masih ingin bahagia dengan caraku sendiri.

Bak gelombang longitudinal yang cenderung stabil, bergerak mengecil dan kemudian perlahan membesar.

Itulah kebahagianku. Merapat, merenggang. Datar dan seimbang. Mencoba mengalirkan pancaran kebahagiaan ke sekitar.

Tapi lalu, dia menawarkan sebuah gelombang transversal, kebahagiaan yang memuncak namun ada kalanya menjurang.

Maka sungguh, aku lebih baik memilih gelombang milikku.

Biasanya pun aku memilih itu dan seharusnya memang memilih itu.

Seharusnya.

***

Namun kali ini, biarkan aku mendengarnya. Menikmati setiap lantunan dalam dada.

Izinkan aku, hari ini saja, “MENDENGARKAN LAGU CINTA”, membiarkan getar itu tetap ada.

***

“Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia walau jalannya terjal berliku, dan apabila sayapnya merangkulmu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu” Kahlil Gibran

***

Jadi apakah aku sedang jatuh cinta? Ah, biarkan waktu memainkan perannya.

 

“Bila hal serumit cinta disembunyikan dalam hati, maka kau akan terluka” Spiderman Movie

 

 

09042013,

masih menggenggam erat mempertahankan kebahagiaan

14 respons untuk ‘Satu hal…

  1. Rangkaian kata beribu makna penuh cita dan asa. Sayang aku tak mampu mencernanya. Terlalu dalam melebihi palung, teramat tinggi hingga stratosfir pun tampak begitu rendah.

    Permisi…. belajar menulis.

  2. Ping-balik: Jakartah bahagiah?? Hhh.. -_-” | My sToRy

Tinggalkan Balasan ke Mita Alakadarnya Batalkan balasan