Putih, biru.
Langit???
Tapi aneh, sebab tak kurasakan sedikitpun angin membelai kulitku. Walau berat, kupaksakan juga mata lemahku mengedarkan pandangan. Begitu sepi, sampai-sampai bisa kudengar irama yang tak asing. Irama konstan yang mengalun dari sebuah benda bulat bersesak angka. Jam dinding. Ada jam dinding di bawah langit? Ah, rupanya aku keliru. Itu bukan langit, tapi langit-langit yang dilukis menyerupai langit.
Ini sebuah kamar. Bisa kupastikan dari penglihatanku yang mulai normal. Tapi, kamar siapa? Ini jelas bukan kamarku. Kamarku kecil dan berdebu. Sedang yang ini begitu mewah dan indah.
Kucoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi saat tiba-tiba tertangkap olehku sepasang mata itu. Mata asing yang terkejut melihatku. Bukankah aku yang seharusnya terkejut? Si pemilik sepasang mata tersenyum. Aku tak mengenalnya. Sungguh. Apa aku ada di dunia yang berbeda? Atau aku telah dilahirkan kembali dalam kehidupan selanjutnya? Atau, aku hilang ingatan??
Ah tidak, aku masih ingat namaku Dara. Andara Praduwinata. Aku pun masih ingat dengan wajah kedua orang tuaku. Aku masih ingat dengan sifat kakakku yang jail, adikku yang usil, dan si bungsu yang suka sekali ngemil. Ah iya, aku berjanji membelikannya gulali hari ini, di toko permen depan kampusku. Bukankah gulali itu sudah kubeli? Aku ingat dengan hujan yang tiba-tiba turun setelah keluar dari toko. Seharusnya sekarang aku sudah sampai di rumah dan menghadiahkan gulali pada si bungsu.
Lalu kenapa aku disini?
Oh ya, aku ingat sekarang, jazz merah metalik itu…
***
…tiga jam sebelumnya…
Andrian membesarkan volume suara VCD player di mobilnya. Ia abaikan getaran dan suara ringtone pada HPnya. Ia sudah terlanjur kesal, marah, murka.
Itu karyanya. Bukan tikus itu. Tidak adil. Sungguh tidak adil. Mengapa Pak Rowny tidak percaya padanya dan lebih memilih percaya pada ucapan tikus itu.
“Andrian, selama ini kamu selalu menjadi juara dalam perlombaan. Mengapa sekarang kamu mengaku-ngakui hasil karya orang lain? Bapak yakin kamu bisa menciptakan karya yang sangat bagus. Tidak perlu mengakui karya orang lain sebagai karyamu.”
“Tapi Pak, itu benar…”
“Sudahlah Andrian. Jangan mentang-mentang kamu selalu memonopoli kemenangan lomba lantas kamu enggan mengakui kelebihan orang lain. Bukan hanya kamu saja yang bisa menghasilkan karya bagus. Bersikaplah sportif.”
Dan bisa kulihat tikus itu tersenyum atas kemenangannya. Tipis, sinis. Sial. Benar-benar tikus sial. Pengerat. Aaagghhhrr.. Mengingat peristiwa tadi membuatnya tambah mendidih.
Ia tekan tombol klakson sekuat tenaga demi menumpahkan amarahnya. Tak peduli orang-orang di kanan kirinya terkejut, mengumpat, bahkan mengklakson balik. Ia tidak peduli. Benar-benar tidak peduli. Ia merasa tersakiti, dikhianati.
Curahan air yang tiba-tiba turun sedikit mengejutkannya. Hujan. Bagus, pikirnya. Pejalan kaki tentu akan segera berteduh. Jalanan pun sesaat akan lengang. Andrian menggunakan kesempatan itu untuk menekan pedal gas lebih dalam.
Tapi perkiraannya salah. Seseorang nekat melintas di tengah hujan yang begitu deras. Bodoh. Apa orang itu tidak melihat mobilnya yang melaju kencang? Panik, diinjaknya pedal rem kuat-kuat. Terlambat. Tidak cukup waktu. Orang itu akan tertabrak.
Suara teriakan dan decitan roda mobil menghilang tertelan suara derasnya hujan. Sekilas terlihat oleh andrian orang itu pingsan. Sebentar lagi tentu akan banyak orang yang datang. Ia enggan, malas. Ia muak dengan orang-orang. Bergegas, ia bersiap menekan gas untuk pergi. Tapi sesuatu menahannya.
Di samping orang itu, berserak kepingan gulali ditengah genangan air dan rintik hujan. Warna warni gulali yang seakan membentuk pelangi. Berpendar di tengah kristal-kristal air hujan. Ia tertegun dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
***
π
Jadi minder akunya..
weleh, yang ada aku yang minder lah kak, tulisan kakak kan banyak penggemarnya :D.
bikin sesuai gaya menulis kak ra aja.
buat seru-seruan sekaligus saling kasih masukan. π
π
Baiklah.. π
Why… Why… Why we (still) friend?
*halah*
Hmm… Siap laksanakan, paduka!
π
*komat kamit gak nyambung makin seru kan ya* π
why naon???
jangan lupa syarat-syaratnya. Pokoknya jangan tambahin kata-kata diluar kontent ya. Formatnya kaya ini.
Terus jangan lupa di link ke sini sama ke rule nya.
Jangan lama-lama, keburu basi. #halah_ibu suri bawel =))
π
Selamat mengerjakan.. :-*
Bawel (Β¬_Β¬”)
hehe.. kan udah ngaku noh diatas π
^-^v
pinteeer…. kapan novele dicetak ?
Insyalloh secepatnya om. *aamiin* π
ayo balapan.
π
kalau balapan sama om, mengaku kalah duluan deh π
yah….. ayooooo
pada mau nyetak novel kah?? jangan lupa kirim ke akuuuhhh π
Hihihi.. Sepertinya begitu mba *kalau ada penerbit yang mau nyetak* =))
sayangnya penerbitku nda nyetak novel ya,,, kalau nda dah ku usulin .. tulisannya ade bagus soalnya π
π³ mba punya penerbitan? Atau kerja di penerbitan?? Tapi aku belum berhasil bikin novel satu pun mba π¦ jadi apa yang mau diterbitin?? Hehe..
lagi krja dek di majalh plus biasanya terbitin gituuu juga buku.. pokoknya harus tetap semangat ya.. never stop trying π
Hm mh.. ^-^ jadi makin pe de nih gara2 dipuji-puji terus sama mba dan blogger lain π³ makasih ya mbaa.. :’)
itu nulisnya sudah bagus bagus, kenapa tidak mulai difikir untuk membukukan ?
Hehe.. Bukan ga terpikirkan om. Cuma, nulis bagusnya kan sepotong sepotong. Kalau harus sampai berlembar-lembar, kudu dipikirin lebih mendalam lagi. π
Bukunya river’s note isinya sama plek dengan blognya ochan. Eh…. ternyata laku juga.
Kemaren waktu ke toko buku aku juga liat buku itu om. Tapi belum bisa beli, udah ga ada budget lagi, maunya sih minjem punya om aja, hehe.. π
Sama persis om? Masa? Blognya yang mana ya?? Boleh dunk om, kalau ada link-nya. Tapi kan itu satu tema om, catatan seorang ayah untuk anaknya. Nah, nek aku opo temane?? Campur campur jek.. π¦
http://riversnote.blogspot.com/
http://halamanrawa.wordpress.com/
bukunya semua editing dari kedua blog tersebut.
wahduh ……. bacanya aja bikin alis mengerut
sini tak luruske pake setrikaan π
gpp, santai aja, bikin sesuai gaya berceritamu π
Waaaa baguusssss,… aku nggak ikutan ahhh, pada bagus2 gitu
gpp lagi ris, kamu juga pasti bisa bikin cerita bagus.
latihannya dari sekarang. π
lucu tau.
apalagi abis baca lanjutan versi meta, bikin ngakak, ngga sesuai imajinasi aku. π
Owhhh udah sampe mana, aku baru baca punya mbak putri
baru part 2, udah di link di next on, cek aja π
________________________________
okeh,.. thx mbak put π
Ping-balik: Pelangi Dalam Sepotong Gulali (Part 2) « Just Notes of Me
Sadeeeeeeeeesssssssssss…
ra iso aku Utieeeee π¦
Terlalu bagus dirimu buatnya… *sedih
Hahaha… =)) masak sih ra?? Padahal itu udah aq baca berulang2 lho,sempet ga PD gitu mw publishnya, takut mengecewakan. Akhirnya muka tembok “bodo lah”. π
gpp x, latihan dari sekarang. Ceritakan sesuai gayamu aja.. π ikuti kelanjutannya ya. Udah smpe part 2 tuh. π
Bagus begitu pake ga pede.
Lah mira harus pake apa?
Ngeri…
Yo wis, nunggu lemparan aja…
*harap2 cemas…
Hehe… Aku ngga tau kalau ternyata itu bagus. π
selamat menunggu.. π
Hmmmmm bagusnyaa cerita ini π
#ingat kajian ust. Syatoni : Akhwat pulang kajian pas hujan-hujan dicipratin mobil, ngomel, eh ternyata jodoh ama pemiliknya, ahaha
Hahaha…. Gubrags.. Dyah ni ngga jauh jauh dari “tiba-tiba ketemu jodoh” dech. =)) hahaha..
Udah baca catatan kopdarku beyuuummm..?? Baru nongol lagi dech π¦
Hahahaa, iya bener juga tuch, baru nyadar ai π
Beloom, bentar, ni lagi ngelanjutin ‘next on’ hehe
Aku baru ol soalnya, bentar lagi juga off, hehe
Laaahh..bukan next on. Postingan sebelum sebelum sebelumnya.. Ada 3x aku posting catatan kopdar, haha.. Langsung klik aja di daftar isi. π
Maksudku next onnya gulali ini lhoo π
Ok Ok
seru keknya baca sambungannya
Pantengin terus mas, jangan sampe ketinggalan. Hehe..
startnya keren …
π³
makasih ^-^
wah, bagus banget tulisannya mbak.. bikin cerita berantai tho? weleh.. aku jadi penikmat sajalah ya π sudah lama tak menulis cerita π keep writing and salam kenal!
π terima kasih. ia nih, lagi iseng-iseng bikin game dengan menulis.
selamat menikmati π kalau ada saran kritik masukan boleh di sharing-sharing disini. salam kenaal ^-^
________________________________