Tanda cinta untuk perokok (cont)


sebelumnya

So, inilah beberapa solusi yang kuambil dari tugas kuliahku dulu:

Alternatif bagi perokok

  • Rokok elektronik. E-Cig merupakan rokok elektrik tanpa api, tar, karbon monoksida, dan abu.
  • Terapi farmakologi. Terapi yang dilakukan dengan memberikan varenicline kepada pasien.
  • Terapi SEFT (Spiritual, Emotional, Freedom, Technique). Terapi yang dilakukan dengan mengetuk ringan dengan 2 ujung jari (tapping) di bagian tubuh tertentu.
  • Teknik hypnotherapy, akupunktur, laser terapi, permen karet nikotin, rokok herbal, permen nikotin pelega tenggorokan (http://id.she.yahoo.com/apa-yang-menyebabkan-sulitnya-berhenti-merokok-050000513.html)

*info lengkap: cari di mbah gugel* :mrgreen:

Tapi kawan, berapapun alternatif yang ditawarkan demi berhenti merokok, sebenarnya hanya ada dua hal yang membuatnya berhasil. KEMAUAN dan KEGIGIHAN.

Simak saja artikel yang kutemukan di harian Kompas, Rabu 29 Mei 2013 ini:

Dan juga pengakuan dari para pria gentle ini:

Tampak jelas sekali bahwa kuncinya adalah TEKAD. Obat, terapi, dan yang lainnya, itu hanya pendukung saja yang diharapkan bisa mempermudah prosesnya.

Jadi kawan, ayolah, tolong, sekali ini saja, gunakan akal sehatmu, gunakan nuranimu. Hidupmu ada di tanganmu. Bahkan mungkin juga hidup orang lain. Kita berjuang bersama-sama untuk bisa hidup lebih sehat. Aku yakin. Kita bisa!!!

***

Rokok, telah habis kataku untuk menggambarkan betapa aku begitu membencinya.

Perokok, telah habis kataku untuk menggambarkan betapa aku mengharapkan kesadaran mereka.

***

Okeh. Kucukupkan saja postinganku sampai disini ya. Karena semakin diteruskan, maka aku akan semakin esmosih jiwah. Bawaannya pengen nyaci maki habis-habisan.

Postingan ini pun kutulis dengan penuh perjuangan.

Perjuangan untuk hati-hati memilih kata agar kalian tidak tersinggung.

Berkali-kali berhenti dan menarik nafas panjang.

Mengatur emosi, mengontrol perasaan.

Maaf bila kehati-hatianku mungkin masih tetap menyakiti hati sebagian orang. Harap maklum.

Tapi ini semua karena aku peduli.

Apa salah bila aku peduli?

Salah bila aku memperjuangkan hak menghirup udara bersih yang Alloh karuniakan untukku?

Katakan, apa aku salah?!!

Ah, sudahlah, aku tidak ingin didebat.

Memperdebatkan rokok hanya akan membuatku naik darah dan emosi berkepanjangan.

Simpan saja pendapat lain yang bertentangan itu.

Bagiku, ini sudah harga mati. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Aku tetap benci rokok sampai mati!!!